Kamis, 14 Juli 2011

JANGAN PERNAH MENGEMIS CINTA (REPOST ^.^ )

Tulisan ini aku ambil dari : SINI, karya Bang Jul (Julianto Simanjuntak).

Janganlah pernah mengemis cinta. Cinta sejati tidak bertepuk sebelah tangan. Jangan pernah membangun hubungan cinta di atas perasaan takut. Dalam cinta tidak ada ketakutan, sebaliknya keberanian, sejahtera dan penguasaan diri.

Aku pernah patah hati berkali-2, menangis berhari-2, menyesalinya berbulan-2, tapi akhirnya bahagia bertahun-2 krn menikah dengan ”tulang-rusukku”. (Julianto Simanjuntak)
Tak jarang kami menerima klien yang mengalami patah hati. Ada yang patah hati karena ditolak saat menyatakan cinta untuk pertama kali. Ada juga mereka yang hubungan cintanya diputuskan sepihak oleh sang pacar.
Reaksi orang yang cintanya ditolak atau diputuskan beragam. Ada yang Malu dan kecewa. Kadang disertai perasaan marah dan sedih. Ini normal, apalagi saat  tahu, bahwa sang pacar sudah mendapatkan gandengan baru. Pada beberapa kasus disertai perasaan putus asa hingga depresi dan ada juga sampai bunuh diri.
1. Naksir itu Normal
Jika anda tertarik pada seorang gadis atau sebaliknya, itu wajar. Naksir adalah perasaan normal saat Anda mulai memasuki usia remaja. Sebab itu seiring dengan masa puber dan bertumbuhnya hormon seksual. Namun apakah perasaan suka dan tertarik itu langsung disampaikan pada yang bersangkutan?  Ohhh tunggu dulu. Anda perlu menimbang  dengan bijak, apakah sahabat Anda itu juga punya perasaan yang sama.
Cinta itu mengikat dua hati. Cinta sejati tidaklah bertepuk sebelah tangan. Cinta itu tidak melulu emosi atau perasaan. Cinta melibatkan logika dan kehendak.

2. Alarm Cinta
Cinta punya tanda. Jika tidak ada tanda-tanda, sebaiknya tunda dulu menyatakannya. Cinta sejati bisa menguasai diri. Lalu kapan dong menyatakan perasaan itu? Tunggu waktu yang tepat. Tunggu saat dimana sahabat Anda itu menunjukkan respon bahwa diapun memperhatikan Anda. Saya menyebutnya   “alarm” cinta.
Bagaimana caranya tahu? Biasanya perasaan cinta nampak dari beberapa hal. Dia suka memandang kita baik langsung atau diam-diam. Dia suka menghubungi Anda langsung atau via sarana komunikasi lainnya. Senang bertemu Anda dan bercakap-cakap. Kadang dia memberikan sesuatu barang atau makanan kesukaanmu. Memberikan Perhatian saat Anda sakit atau ulangtahun. Sepertinya Anda istimewa dimatanya.
Jika Anda suka, dan ada tanda-tanda dia juga suka dengan Anda baru pertimbangkan untuk menyampaikan perasaan itu.

13096564901159983045
Jangan sembarangan nembak cinta lho….. perhatikan alarmnya dong !(ill. Google)


3. Bila Cinta Anda Ditolak
Bila anda menyampaikan perasaan sayang atau cinta, harap menyiapkan diri andai cinta anda ternyata ditolak. Kenapa?
Jangan lupa sebagian sahabat menaruh perhatian kepada  kita, bukan karena dia mau menjadi pacar kita. Tetapi  dia hanya merasa cocok atau nyambung dengan kita. Atau dia merasa Anda sebagai kakak atau Abang yang baik. biasanya sahabat Anda akan menolak dengan baik.
Yang lebih menyakitkan adalah jika tidak ada tanda-tanda Saudara langsung nembak sasaran. Bisa-bisa yang bersangkutan menolak dengan ketus, dengan nada merendahkan. Nah, semoga anda tidak mengalami hal ini.
Jika cinta ditolak wajar Anda menjadi sedih, kecewa dan marah. Semua perasaan itu wajar saja. Perasaan tertolak adalah salah satu pengalaman menyakitkan bagi siapapun. Namun yang terpenting apakah Anda membiarkan diri  terus menerus dirundung kekecewaan, kesedihan dan kemarahan. Atau Anda berusaha bangkit kembali, dan mencoba menata ulang perasaan, hidup dan masa depan.










13096565711464649756
Lebih baik patah hati sesaat daripada hatimu menderita selamanya karena menikah dengan orang yang salah (Ill.Google)









4. Bila Cinta Diputuskan Sepihak
Hal yang lebih sakit adalah saat anda sudah berpacaran sekian lama, kemudian diputuskan sepihak oleh pacar. Reaksi umum adalah sedih, kecewa dan marah.
Harus Anda sadari bahwa pacaran adalah masa saling mengenal dan belum mengikat. Jika salah satu dari kalian merasa tidak cocok, wajar saja dia memutuskan hubungan. Termasuk jika dia ternyata  menemukan cowok atau cewek yang lebih oke daripada Anda.
Jika dia memutuskan itu artinya dia  tidak mencintai Anda lagi. Pertanda bahwa  dia tidak merasa cocok lagi dengan  Anda. Jangan pernah mengemis cinta. Cinta sejati memberi tanpa diminta. Jadi jika cinta pasangan anda sudah tawar, dan dia pindah ke lain hati maka lebih baik   menahan diri.
Cinta sejati dalam pacaran mentautkan dua hati.  Tidak boleh hanya satu yang mencintai. Tidak boleh anda memaksakan cinta  Anda untuk diterima. Jangan sampai  Anda  mengancam pacar Anda. Itu tanda Anda tidak matang.
Intinya, jangan pernah membangun hubungan cinta di atas perasaan takut. Dalam cinta sejati tidak ada ketakutan. Yang  adalah keberanian, sejahtera dan penguasaan diri.

5. Membuka Lembaran Baru
Jika relasi kita retak dan patah apa yang kita lakukan? Saya meminjam istilah Samuel Mulia di Kompas Minggu 3 Juli, janganlah punya mental pengelem. Relasi atau hubungan itu laksana sebuah gelas. Kadang lebih baik kita membiarkannya pecah daripada mencoba melukai diri sendiri dengan berusaha memperbaikinya seperti sedia kala.
Tulisannya yang berjudul “Patah” mengajak kita belajar berani melihat keretakan hubungan,  kemudian membiarkannya patah/pecah. Lalu mengajak kita melanjutkan perjalanan baru. Jangan menjadi pengelem, yang berusaha melem ulang keretakan hubungan.  Kita akan lelah sendiri membenahi keretakan itu.

13096569622125966519
Gelas baru harapan baru (ll. Google)
Kenapa tidak “membeli” gelas baru. Gelas yang memberi harapan dan semangat baru. Asal kita bijak memilih gelas baru tersebut. Intinya Jangan buang energi Anda secara sia-sia hanya untuk melem hal yang tak mungkin lagi dilem.
Dalam penutupnya Samuel berkata: ” Saya harus belajar berani kehilangan dan berani menempuh sebuah perjalanan baru meskipun untuk kehilangan selalu saja bisa terjadi. Membiarkan itu patah juga supaya saya tidak egois, supaya teman saya itu bisa bahagia. Karena upaya saya menyambungkan kembali belum tentu membahagiakannya.”

Nah, jika Anda diputuskan pacar maka  belajarlah menerima kenyataan ini sambil berpengharapan menatap masa depan. Bahwa sesungguhnya ada calon teman hidup terbaik yang disiapkan-Nya bagi Anda. Hanya perlu sedikit kesabaran. Biarlah rasa sedih, sakit, pahit, marah dan kecewa Anda alami sesaat. Menangislah sepuasnya sekarang daripada Anda menderita  selamanya.



Julianto Simanjuntak
(Dari Buku “Banyak Cocok Sedikit Cekcok”- Julianto Simanjuntak)



Selasa, 05 Juli 2011

It is well with my soul (Nyamanlah Jiwaku)

  1. When peace, like a river, attendeth my way,
    When sorrows like sea billows roll;
    Whatever my lot, Thou has taught me to say,
    It is well, it is well, with my soul.
    • Refrain:
      It is well, with my soul,
      It is well, it is well, with my soul.
  2. Though Satan should buffet, though trials should come,
    Let this blest assurance control,
    That Christ has regarded my helpless estate,
    And hath shed His own blood for my soul.
  3. My sin, oh, the bliss of this glorious thought!
    My sin, not in part but the whole,
    Is nailed to the cross, and I bear it no more,
    Praise the Lord, praise the Lord, O my soul!
  4. For me, be it Christ, be it Christ hence to live:
    If Jordan above me shall roll,
    No pang shall be mine, for in death as in life
    Thou wilt whisper Thy peace to my soul.
  5. But, Lord, ’tis for Thee, for Thy coming we wait,
    The sky, not the grave, is our goal;
    Oh, trump of the angel! Oh, voice of the Lord!
    Blessed hope, blessed rest of my soul!
  6. And Lord, haste the day when my faith shall be sight,
    The clouds be rolled back as a scroll;
    The trump shall resound, and the Lord shall descend,
    Even so, it is well with my soul.
Lagu di atas versi Indo-nya berjudul "Nyamanlah Jiwaku". Sejarahnya begini :
(sumber : klik di SINI)

Lagu ini ditulis oleh seorang penganut Presbitarian dari Chicago bernama Horatio G. Spafford. Spafford lahir di North Troy, New York tanggal 20 Oktober 1828. Pada masa mudanya, Spafford adalah seorang praktisi hukum yang sukses di Chicago. Seiring dengan kesuksesannya di bidang keuangan, ia juga sangat tertarik dengan kegiatan Kristiani. Spafford membina hubungan baik dengan D. L. Moody dan penginjil-penginjil lain pada masa itu. George Stebbins menggambarkan Spafford sebagai "seorang dengan kepandaiannya yang luar biasa, berbudi luhur, musisi rohani terkemuka dan tekun mempelajari Alkitab".

Beberapa bulan sebelum kebakaran besar di Chicago tahun 1871, Spafford menginvestasikan modal yang cukup besar untuk usaha real estate di pinggiran danau Michingan, tapi semua investasinya tersapu habis oleh bencana tersebut. Karena ingin menghibur keluarganya sekaligus berpartisipasi dalam program kebangunan rohani Moody dan Sankey di Inggris, maka Spafford merencanakan perjalanan ke Eropa bersama keluarga. Ia meminta istri dan empat anak perempuannya berangkat mendahului dia sementara ia menyelesaikan urusan bisnis. Dalam perjalanan, kapal yang ditumpangi keluarganya bertabrakan dengan kapal lain, lalu tenggelam dalam waktu hanya 12 menit. Beberapa hari setelah tragedi itu, penumpang yang selamat tiba di Cardiff, Wales dan istrinya mengirimkan telegram dengan pesan "hanya aku yang selamat". Dalam perjalanan menyusul istrinya, Spafford melewati tempat kejadian di mana keempat anaknya tenggelam.

Dalam kedukaannya, ia menuliskan kalimat-kalimat puitis yang sekarang diangkat menjadi lagu "Nyamanlah Jiwaku". Kenyataannya, Spafford tidak menumpahkan kedukaannya tapi lebih pada pengampunan yang sudah dilakukan Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua. Secara manusiawi, sulit dipercaya bahwa di tengah-tengah rasa dukanya yang mendalam, Spafford sanggup mengatakan, "nyamanlah jiwaku".

Philip Paul Bliss, seorang komposer kenamaan, begitu terkesan dengan tulisan Spafford lalu menciptakan musiknya sehingga menjadi salah satu lagu rohani yang dinyanyikan hingga saat ini.


I like hymn songs ^^


Senin, 04 Juli 2011

Repost : Penuh Dengan Roh Kudus (Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M.)

Hai para bloggers !!

Nyambung tulisan saya waktu Pentakosta kemaren ttg Roh Kudus (yang belom baca, baca di  SINI dan SINI), saya mau repost artikel yg saya dapet dr alamat INI .

PENUH DENGAN ROH KUDUS: APAKAH HARUS BERBAHASA ROH?
oleh: Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M. (gembala sidang Gereja Kristus Rahmani Indonesia—GKRI Exodus, Surabaya dan dosen di Institut Theologi Abdiel Indonesia–ITHASIA, Pacet yang meraih gelar Sarjana Theologi–S.Th. dari Sekolah Tinggi Alkitab Suarabaya; Master of Arts–M.A. dan Master of Theology–Th.M. dari International Theological Seminary, U.S.A.)

Hampir semua orang Kristen dari berbagai denominasi percaya bahwa mereka harus dipenuhi oleh Roh Kudus. Keyakinan ini sejalan dengan perintah Paulus agar setiap orang percaya penuh dengan Roh Kudus (Ef 5:18). Bagaimanapun, ketika orang Kristen diperhadapkan pada pertanyaan “Apakah penuh Roh Kudus harus berbahasa roh?” mereka pasti memiliki jawaban yang berbeda. Sebagian orang Kristen menganggap bahasa roh adalah sebuah keharusan dan tanda kerohanian seseorang, sementara yang lain justru menganggap bahasa roh (dan hal-hal ajaib lainnya dalam Alkitab) sudah berakhir seiring dengan kematian para rasul. Tulisan singkat ini hanya akan menyoroti jawaban pertama: benarkah orang yang penuh Roh Kudus HARUS berbahasa roh? Pandangan yang meyakini bahwa penuh Roh Kudus harus berbahasa roh Mereka yang memiliki pandangan ini umumnya mendasarkan pendapat mereka pada peristiwa-peristiwa di Kisah Para Rasul.

Berikut ini adalah alasan-alasan yang sering dikemukakan mereka: (1) Peristiwa baptisan (kepenuhan) Roh Kudus di Kisah Rasul SELALU ditandai dengan penuh Roh Kudus (Kis 2:1-13; 8:14-17; 10:44-46). (2) Jemaat di Samaria (Kis 8:14-17) dan Efesus (Kis 19:1-6) tidak cukup cuma percaya kepada Yesus saja, mereka juga harus berbahasa roh (penuh Roh Kudus).  

Pemahaman awal Sebelum membahas apakah penuh Roh Kudus harus berbahasa roh, kita perlu memahami beberapa hal penting lebih dahulu. Pertama, yang ditekankan dalam Kisah Rasul bukanlah “tanda” orang dipenuhi Roh Kudus, tetapi “tujuan” orang dipenuhi Roh Kudus. Semua peristiwa “penuh Roh Kudus” di Kisah Rasul harus dipahami dalam terang Kis 1:8 “kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, Yudea dan Samaria, sampai ke ujung bumi” . Peristiwa Pentakosta pun harus dilihat sebagai pemenuhan janji Tuhan Yesus di Kis 1:8 (bdk. Luk 24:49). Dengan kata lain, penuh Roh Kudus sangat terkait dengan perkembangan pemberitaan Injil. Dari fakta ini kita seharusnya lebih menekankan hasil/tujuan dipenuhi Roh Kudus (keterlibatan kita dalam pekabaran Injil) daripada tanda dipenuhi Roh Kudus. Kedua, Kisah Rasul merupakan tulisan Lukas yang kedua setelah Injil Lukas. Pembukaan Kisah Rasul 1:1-2 membuktikan kalimat di atas: (1) kedua kitab tersebut sama-sama ditujukan pada Teofilus (bdk. Luk 1:1-4); (2) “dalam bukuku yang pertama” mengindikasikan bahwa Kisah Rasul adalah tulisan kedua; (3) isi Injil Lukas sesuai dengan ringkasan di Kis 1:1-2. Hal ini penting untuk diketahui karena kita akan melihat “penuh Roh Kudus” dari dua tulisan Lukas: Injil Lukas dan Kisah Rasul.  

Penuh Roh Kudus TIDAK HARUS berbahasa roh Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa penuh Roh Kudus tidak harus berbahasa roh. Pertama, frase “penuh Roh Kudus” – yang merupakan ungkapan favorit Lukas – juga muncul sebelum peristiwa Pentakosta. Beberapa orang disebut penuh Roh Kudus, meskipun mereka tidak berbahasa roh, misalnya Yohanes Pembaptis penuh Roh Kudus sejak dari rahim ibunya (Luk 1:15), Maria (Luk 1:35), Elizabet (Luk 1:41), Zakharia (Luk 1:67), Simeon (Luk 2:25), Yesus (Luk 4:1). Kedua, peristiwa penuh Roh Kudus di Kisah Rasul tidak selalu ditandai dengan bahasa roh. Petrus yang dipenuhi Roh Kudus justru berkotbah dalam bahasa manusia dengan berani (Kis 4:8). Jemaat yang dipenuhi Roh Kudus ditandai dengan keberanian memberitakan Injil (Kis 4:31). Stefanus yang dipenuhi Roh Kudus bertahan dalam penganiayaan (Kis 7:55-56). Paulus yang berbahasa roh lebih daripada jemaat di Korintus (bdk. 1Kor 14:18) ternyata ketika bertobat tidak diceritakan bahwa ia berbahasa roh (Kis 9:17-19). Ketiga, peristiwa jemaat Samaria yang belum menerima Roh Kudus sebelum Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan atas mereka (Kis 8:14-17) harus dilihat dari kacamata Kisah Rasul 1:8: di manapun gereja berkembang, hal itu harus terkait dengan gereja induk di Yerusalem. Perkembangan Injil di luar Samaria pun dikaitkan dengan Yerusalem (Kis 11:22). Selain itu, kita harus memahami kendala budaya dan sejarah pada waktu itu. Bangsa Yahudi sudah lama saling bermusuhan dengan orang Samaria (bdk. Yoh 4:9). Salah satu penyebabnya adalah tingkat “kemurnian” ke-Yahudian orang Samaria yang dianggap sudah tercemar. Seandainya jemaat Samaria penuh Roh Kudus melalui Filipus, mereka belum tentu diterima oleh jemaat Yahudi di Yerusalem, karena Filipus – meskipun berdarah Yahudi – memiliki budaya Yunani (bdk. Kis 6:1-5). Peristiwa yang hampir mirip dicatat di Kisah Rasul 10-11. Pertobatan Kornelius – seorang non-Yahudi – menimbulkan kontroversi di kalangan jemaat Yahudi di Yerusalem (Kis 11:1-3). Keempat, dalam kasus jemaat di Efesus yang belum menerima Roh Kudus (Kis 19:1-6), mereka memang belum bertobat dalam arti yang sesungguhnya. Mereka bertobat dari kelakuan mereka yang jahat melalui pemberitaan dan baptisan Yohanes Pembaptis, tetapi mereka belum menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Teks ini relatif tidak terlalu menyulitkan.  

Kesimpulan
  Pandangan yang menyatakan bahwa penuh Roh Kudus harus berbahasa roh hanya 
didasarkan pada teks-teks Alkitab yang kurang luas. Teks yang dipilih sifatnya 
sangat selektif (yang mendukung pandangan mereka saja), sedangkan teks-teks 
lain kurang diperhitungkan. Saya ingin menutup tulisan singkat ini dengan 
sebuah anekdot:
   
  Suatu ketika ada 2 orang Kristen yang berdebat tentang tanda dipenuhi Roh 
Kudus..
  X: Kamu sudah penuh Roh Kudus? Kalau aku sih sudah.
  Y: Kok kamu tahu kalau kamu sudah dipenuhi Roh Kudus?
  X: Aku kan sudah berbahasa roh. Menurut Kisah Rasul 2:1-13 itu kan
tanda orang dipenuhi Roh Kudus.
  Y: Kalau begitu kamu belum “penuh”. Kamu hanya 1/3 penuh saja, soalnya
tanda penuh Roh Kudus di Kisah Rasul 2:1, 13 kan ada 3 (tiga):
suara seperti angin yang keras, lidah seperti api dan bahasa asing. 
Aku juga baru 1/3 penuh. Aku cuma bisa bahasa asingnya saja
(bahasa Inggris), karena kebetulan aku kuliah di jurusan Sastra Inggris.
   
   
   
 Smoga jd berkat ^^