Tulisan ini berawal dari
keprihatinan, beban, dan pemikiran saya tentang pelayanan Anak dan secara
khusus tentang pelayanan Sekolah Minggu.
Sekolah Minggu adalah bentuk pelayanan utama dari
Pelayanan kepada anak-anak di dalam lingkungan gereja. So, sebelum kita masuk
lebih jauh tentang pelayanan Sekolah Minggu, kita mau bahas dulu secara singkat
mengenai Pelayanan Anak - apa yang menjadi dasar Alkitab dan pentingnya
pelayanan ini. Untuk itu saya mengambil beberapa artikel dari internet sebagai
literatur, dan mempelajari beberapa tafsiran (commentaries) berkaitan dengan beberapa ayat Firman Tuhan di
dalamnya.
A. Dasar Alkitab tentang Pelayanan
Anak
1.
Masa Perjanjian Lama
Ulangan
6:6-7
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang
dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Sejak masa Perjanjian Lama, pembinaan rohani kepada anak-anak
telah menjadi sesuatu yang penting. Pada masa itu pembinaan rohani anak
dilakukan sepenuhnya dalam keluarga. Sejak kecil anak-anak Yahudi telah dididik
oleh orang tuanya untuk mengenal Allah Yahweh.
Ketika Tuhan menggerakkan
Ezra dan para ahli kitab untuk membangkitkan kembali kecintaan bangsa Israel
kepada Taurat, maka dibukalah sinagoge tempat mereka belajar Firman Tuhan, termasuk
di antara mereka adalah anak-anak kecil. Orang tua pun mengirimkan anak-anaknya
untuk dididik oleh Pengajar-pengajar yang mahir dalam kitab Taurat.
2.
Masa Perjanjian Baru
Ketika kembali dari pembuangan di Babel, umat Yahudi
meneruskan tradisi mereka membuka sinagoge sampai masa Perjanjian Baru. Di
situlah umat Yahudi dan anak-anak mereka menerima pengajaran Taurat Tuhan.
Sebagaimana anak-anak Yahudi, ketika masih kecil Tuhan Yesus juga belajar di
sinagoge. Pada usia dua belas tahun
Yesus sanggup bertanya jawab dengan para ahli Taurat di Bait Allah. Tradisi mendidik
anak-anak secara rohani ini terus berlangsung sampai pada masa rasul-rasul (1
Timotius 3:15) dan gereja mula-mula. Namun, tempatnya tidak lagi dipusatkan di
sinagoge tetapi di gereja, tempat jemaat Tuhan berkumpul.
Teladan Tuhan Yesus
Anak-anak begitu istimewa di mata Tuhan Yesus. Yesus memperlakukan
mereka sebagai pribadi yang berharga. Walaupun saat itu dalam budaya Yahudi,
posisi anak-anak seringkali terabaikan – karena dianggap tidak berdaya, bukan
siapa-siapa, dan tidak banyak berguna.
Alkitab setidaknya mencatat 2 kisah tentang bagaimana Yesus
menghargai anak-anak. Kisah pertama adalah yang tertulis dalam Injil Matius
ketika murid-murid menanyakan kepada Yesus mengenai siapa yang terbesar dalam
kerajaan Surga. Di situ Tuhan Yesus mengajar mengenai kerendahan hati dengan
mengambil seorang anak ke tengah-tengah mereka. Yesus berkata “…barangsiapa merendahkan diri dan menjadi
seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan sorga. Dan
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Anak-anak sangat berharga di mata-Nya sehingga Ia berkata bahwa orang yang
memperhatikan anak-anak sebenarnya mengindahkan-Nya (Matius 18:1-5)
Kisah kedua adalah ketika murid-murid memarahi orang-orang yang
membawa anak-anak untuk dijamah oleh Yesus seperti tertulis dalam Markus
10:13-16. Yesus menegur murid-murid karena berusaha menyingkirkan anak-anak
itu. Ketika Yesus melihat hal itu, ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang
kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti
itulah yang empunya Kerajaan Allah” (ayat 14).
Orang Yahudi punya kebiasaan membawa anak-anak mereka kepada imam
atau guru agama supaya diberkati. Kemungkinan saat itu, beberapa orang tua
memohon Yesus memberkati anak-anak mereka, tetapi para murid berusaha
menghalang-halangi. Dari kejadian ini, mungkin para murid menganggap anak-anak
bukan sesuatu yang penting untuk dilayani. Namun, Yesus menganggap anak-anak
itu spesial dan pelayanan terhadap mereka sama pentingnya dengan pelayanan-Nya
yang lain. Bagi Yesus, anak-anak
adalah bagian dari jiwa-jiwa yang perlu dilayani.
B. Pentingnya Pelayanan Anak
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan (termasuk pembinaan
rohani) kepada anak adalah sesuatu yang penting dalam Kekristenan. Pelayanan
ini tidak boleh diabaikan, dianggap remeh dan dianggap tidak lebih penting dari
pelayanan kepada jemaat usia dewasa. Anak-anak adalah jiwa-jiwa yang perlu
dilayani secara khusus. Pelayanan ini memerlukan penanganan yang tidak
sembarangan juga pelayan-pelayan yang memang punya beban dari Tuhan untuk
anak-anak. Mengapa ?
Setidaknya ada dua alasan mengapa
pelayanan anak ini sangat penting :
1. Masa kanak-kanak adalah
masa yang potensial
Mendidik anak sejak dini untuk diperkenalkan pada kebenaran sangat
berdampak pada hidup mereka di masa mendatang. Amsal 22:6 mengatakan : “Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan
itu.”
Selain potensial untuk diajarkan kebenaran, masa kanak-kanak adalah
masa yang potensial dalam pengembangan pribadi, karakter, minat-bakat, pengelolaan emosi,
dll. Oleh sebab itu, sangat perlu untuk memperkenalkan kebenaran dan melatih
anak-anak untuk hidup dalam kebenaran itu sehingga dalam pengembangan dirinya
mereka berada dalam jalur kebenaran itu.
2. Allah bisa memakai
anak-anak itu
Terkadang buah pelayanan yang dikerjakan untuk anak-anak tidak bisa
langsung dipetik. Tetapi satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Firman Tuhan yang
pernah ditaburkan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Siapa tahu
anak-anak yang sedang dilayani saat ini adalah tokoh-tokoh penting di masa
depan.
Beberapa tokoh di Alkitab yang dipanggil dan dipersiapkan Tuhan sejak mereka masih anak-anak antara lain
Yusuf, Daud, dan Samuel. Mereka adalah tokoh-tokoh yang dipakai Tuhan secara
luar biasa. Dalam sejarah Gereja, juga banyak tokoh-tokoh
besar bertobat pada masa kanak-kanak seperti Polycarpus yang bertobat pada usia
9 tahun, di akhir hidupnya beliau menjadi martir bagi Kristus. Contoh lain
adalah Mathew Henry yang bertobat pada usia 10 tahun, beliau adalah seorang penafsir
Alkitab.
Continue (Children Ministries Part II – Sejarah
dan Pelayanan Sekolah Minggu)
Sumber :
http://jeniuscaraalkitab.wordpress.com/2010/11/18/pentingnya-pelayanan-anak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar