Jumat, 30 Desember 2011

CHILDREN MINISTRIES – Part I





Tulisan ini berawal dari keprihatinan, beban, dan pemikiran saya tentang pelayanan Anak dan secara khusus tentang pelayanan Sekolah Minggu.
Sekolah Minggu adalah bentuk pelayanan utama dari Pelayanan kepada anak-anak di dalam lingkungan gereja. So, sebelum kita masuk lebih jauh tentang pelayanan Sekolah Minggu, kita mau bahas dulu secara singkat mengenai Pelayanan Anak - apa yang menjadi dasar Alkitab dan pentingnya pelayanan ini. Untuk itu saya mengambil beberapa artikel dari internet sebagai literatur, dan mempelajari beberapa tafsiran (commentaries) berkaitan dengan beberapa ayat Firman Tuhan di dalamnya.

A.   Dasar Alkitab tentang Pelayanan Anak
1.       Masa Perjanjian Lama
Ulangan 6:6-7
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
        Sejak masa Perjanjian Lama, pembinaan rohani kepada anak-anak telah menjadi sesuatu yang penting. Pada masa itu pembinaan rohani anak dilakukan sepenuhnya dalam keluarga. Sejak kecil anak-anak Yahudi telah dididik oleh orang tuanya untuk mengenal Allah Yahweh.
Ketika Tuhan menggerakkan Ezra dan para ahli kitab untuk membangkitkan kembali kecintaan bangsa Israel kepada Taurat, maka dibukalah sinagoge tempat mereka belajar Firman Tuhan, termasuk di antara mereka adalah anak-anak kecil. Orang tua pun mengirimkan anak-anaknya untuk dididik oleh Pengajar-pengajar yang mahir dalam kitab Taurat. 
 
2.       Masa Perjanjian Baru
        Ketika kembali dari pembuangan di Babel, umat Yahudi meneruskan tradisi mereka membuka sinagoge sampai masa Perjanjian Baru. Di situlah umat Yahudi dan anak-anak mereka menerima pengajaran Taurat Tuhan. Sebagaimana anak-anak Yahudi, ketika masih kecil Tuhan Yesus juga belajar di sinagoge.  Pada usia dua belas tahun Yesus sanggup bertanya jawab dengan para ahli Taurat di Bait Allah. Tradisi mendidik anak-anak secara rohani ini terus berlangsung sampai pada masa rasul-rasul (1 Timotius 3:15) dan gereja mula-mula. Namun, tempatnya tidak lagi dipusatkan di sinagoge tetapi di gereja, tempat jemaat Tuhan berkumpul.

Teladan Tuhan Yesus
Anak-anak begitu istimewa di mata Tuhan Yesus. Yesus memperlakukan mereka sebagai pribadi yang berharga. Walaupun saat itu dalam budaya Yahudi, posisi anak-anak seringkali terabaikan – karena dianggap tidak berdaya, bukan siapa-siapa, dan tidak banyak berguna.
Alkitab setidaknya mencatat 2 kisah tentang bagaimana Yesus menghargai anak-anak. Kisah pertama adalah yang tertulis dalam Injil Matius ketika murid-murid menanyakan kepada Yesus mengenai siapa yang terbesar dalam kerajaan Surga. Di situ Tuhan Yesus mengajar mengenai kerendahan hati dengan mengambil seorang anak ke tengah-tengah mereka. Yesus berkata “…barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam kerajaan sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Anak-anak sangat berharga di mata-Nya sehingga Ia berkata bahwa orang yang memperhatikan anak-anak sebenarnya mengindahkan-Nya (Matius 18:1-5)

Kisah kedua adalah ketika murid-murid memarahi orang-orang yang membawa anak-anak untuk dijamah oleh Yesus seperti tertulis dalam Markus 10:13-16. Yesus menegur murid-murid karena berusaha menyingkirkan anak-anak itu. Ketika Yesus melihat hal itu, ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (ayat 14).
Orang Yahudi punya kebiasaan membawa anak-anak mereka kepada imam atau guru agama supaya diberkati. Kemungkinan saat itu, beberapa orang tua memohon Yesus memberkati anak-anak mereka, tetapi para murid berusaha menghalang-halangi. Dari kejadian ini, mungkin para murid menganggap anak-anak bukan sesuatu yang penting untuk dilayani. Namun, Yesus menganggap anak-anak itu spesial dan pelayanan terhadap mereka sama pentingnya dengan pelayanan-Nya yang lain. Bagi Yesus, anak-anak adalah bagian dari jiwa-jiwa yang perlu dilayani

 
B.   Pentingnya Pelayanan Anak
          Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan (termasuk pembinaan rohani) kepada anak adalah sesuatu yang penting dalam Kekristenan. Pelayanan ini tidak boleh diabaikan, dianggap remeh dan dianggap tidak lebih penting dari pelayanan kepada jemaat usia dewasa. Anak-anak adalah jiwa-jiwa yang perlu dilayani secara khusus. Pelayanan ini memerlukan penanganan yang tidak sembarangan juga pelayan-pelayan yang memang punya beban dari Tuhan untuk anak-anak. Mengapa ? 
Setidaknya ada dua alasan mengapa pelayanan anak ini sangat penting :
1.       Masa kanak-kanak adalah masa yang potensial
Mendidik anak sejak dini untuk diperkenalkan pada kebenaran sangat berdampak pada hidup mereka di masa mendatang. Amsal 22:6 mengatakan : “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Selain potensial untuk diajarkan kebenaran, masa kanak-kanak adalah masa yang potensial dalam pengembangan pribadi, karakter, minat-bakat, pengelolaan emosi, dll. Oleh sebab itu, sangat perlu untuk memperkenalkan kebenaran dan melatih anak-anak untuk hidup dalam kebenaran itu sehingga dalam pengembangan dirinya mereka berada dalam jalur kebenaran itu.

2.       Allah bisa memakai anak-anak itu
Terkadang buah pelayanan yang dikerjakan untuk anak-anak tidak bisa langsung dipetik. Tetapi satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Firman Tuhan yang pernah ditaburkan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Siapa tahu anak-anak yang sedang dilayani saat ini adalah tokoh-tokoh penting di masa depan.
Beberapa tokoh di Alkitab yang dipanggil dan dipersiapkan Tuhan sejak mereka masih anak-anak antara lain Yusuf, Daud, dan Samuel. Mereka adalah tokoh-tokoh yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Dalam sejarah Gereja, juga banyak tokoh-tokoh besar bertobat pada masa kanak-kanak seperti Polycarpus yang bertobat pada usia 9 tahun, di akhir hidupnya beliau menjadi martir bagi Kristus. Contoh lain adalah Mathew Henry yang bertobat pada usia 10 tahun, beliau adalah seorang penafsir Alkitab.


Continue (Children Ministries Part II – Sejarah dan Pelayanan Sekolah Minggu)
Sumber :
http://jeniuscaraalkitab.wordpress.com/2010/11/18/pentingnya-pelayanan-anak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar