Senin, 27 September 2010

AKU INGIN MEMILIKI IMAN SEPERTI SEORANG ANAK KECIL

Keponakan saya Emily memang masih berusia 3 th. Tapi dia begitu luar biasa, sangat pintar untuk anak seusianya tapi cukup ngeyel dan keras kepala ;p Ada satu hal dari diri Emily yang membuat saya malu dan tertegur.

Begini ceritanya, setiap kali ada keluarga yang sakit dia selalu berdoa untuk si sakit. Entah itu sakit perut, batuk, pilek, pusing, atau cuma luka tergores biasa sekalipun dia selalu berdoa seketika di depan si sakit. Dan setelah berdoa, dengan muka senang dia bertanya apakah si sakit sudah sembuh atau belum =) Dari peristiwa2 itu saya melihat iman yang tulus dari seorang anak kecil. Mungkin dia belum memahami siapa Tuhan dan bagaimana kasih serta kuasaNYA. Namun dia percaya bahwa ketika berdoa minta kesembuhan kpd Tuhan, Tuhan pasti akan mengabulkanNYA.

Iman seperti seorang anak kecil, aku ingin memilikinya.

Saya tertegur karena saya seringkali hanya berdoa sungguh2 ketika akan menghadapi suatu perkara besar. Seringkali saya hanya melibatkan Tuhan dalam hal2 besar. Namun, ketika berhadapan dengan hal2 sederhana dan dipandang kecil, saya mengandalkan si “aku”. Si “aku” bisa mengatasinya sendiri, si “aku” punya kemampuan yang hebat, si “aku” tidak perlu meminta pertolongan Tuhan. Padahal jelas2 Tuhan mau supaya saya mengandalkan DIA dalam setiap hal, besar atau kecil, penting atau remeh, berdampak panjang atau berdampak pendek, berat atau ringan, pelayanan “besar” atau “kecil”, dsb.

Iman seperti seorang anak kecil, aku ingin memilikinya.

Seperti dalam kisah Yesus memberi makan lima ribu orang (Yohanes 6:1-15), anak itu bisa saja menolak untuk memberikan bekalnya ketika Andreas memintanya. Mungkin saja saat itu dia kuatir akan kelaparan kalo bekalnya diberikan. Namun, anak itu dengan rela memberikan bekalnya karena dia percaya bahwa sesuatu yang kecil akan menjadi sesuatu yang besar di tangan Tuhan-nya. Hasilnya, lima roti dan dua ikan menjadi makanan bagi lebih dari lima ribu orang, dan jangan lupa masih bersisa 12 bakul :p

Iman seperti seorang anak kecil, aku ingin memilikinya.

3 komentar:

  1. yuupp,, iman yg seperti itu.. yg percaya tanpa koma..hehe.
    ngetest,, wes isa comment blm ;)

    BalasHapus
  2. bisa komen koq ^^ ni dah ta publish :)

    Iman tanpa koma, alias tnp ngeyel =)

    BalasHapus
  3. Kisah ini menyadarkan aku untuk bersyukur saat aku sedang dibelengguh kekecewaan.

    http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/11/13/andoy-sahabat-yesus-selalu-bersyukur-dan-bersukacita-di-setiap-kesulitan-iman-seorang-anak/

    BalasHapus