Selasa, 26 April 2011

Refleksi Jumat Agung – Paskah 2011


(Terinspirasi dari renungan “Mahkota Duri” dan renungan Paskah ASM)

 Kemarin persekutuan pemuda YCC temanya “Mahkota Duri”, ayatnya diambil dari Yohanes 19:1-5. Ayat ke-3 Alkitab TB berbunyi seperti ini : dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya.

Saya tertegun ketika membaca ayat itu.

Bagaimana mungkin Sang Pencipta ditampar oleh ciptaan-Nya ?

Bila kita tilik lebih jauh lagi, tamparan itu tidak hanya sekali dilakukan oleh para prajurit2 itu. Alkitab versi New English Translation mencatat : and they struck him repeatedly in the face.
Bahkan tamparan berulang kali itu bukan hanya untuk menyiksa Yesus secara fisik, tapi lebih bertujuan untuk menghina Yesus. Versi The Message berbunyi : Then they greeted him with slaps in the face.
Prajurit2 itu memberi salam, menyambut Yesus yang mereka olok2 sebagai Raja berjubah ungu dan bermahkota duri dengan tamparan berulang kali.

Lalu mereka menampar muka-Nya.
Prajurit2 itu menampar Yesus dengan tangan mereka. Tangan mereka...  Siapa yang menciptakan tangan yang menampar itu ?  Allah. Dan Yesus, Pribadi dari Allah Tritunggal ditampar oleh tangan yang diciptakan-Nya.

Seperti anak2 SM tadi yang disuruh mengamati tangan mereka, saya pun melakukannya, saya merenungkan tangan saya.


Tangan ini dibentuk Allah secara luar biasa,
Allah sendiri yang merajut setiap sel syaraf dan pembuluh darah didalamnya,
Dia memahat setiap jarinya, tiap jari berbeda bentuknya,
Dia mengukir tangan ini dengan bulatan2 yang sangat istimewa,
Tidak pernah ada yang sama,
Allah yang membuat tangan ini berguna,
Dia memberikan berbagai fungsi baginya,
Menggenggam, melepas, menyentuh, meraba,
Tangan ini begitu sempurna Ia bentuk, Ia perhatikan dan perhitungkan setiap detilnya,
Allah yang menciptakan tangan ini.
Tangan saya dan tanganmu.

Tangan ini punya banyak peran,
dia beradu ketika memuji di gereja,
dia terlipat ketika berdoa,
dia terangkat ketika menyembah dan menerima doa berkat,
dia menepuk memberi kekuatan orang yang lemah,
dia menghapus air mata,
dia menjabat erat memberi salam,

Namun,
Lihatlah tangan kita sekali lagi,
tangan kita tidak lebih suci dibanding tangan prajurit2 yang menampar Yesus,
dia teracung menyalahkan,
dia terkepal menghantam orang,
dia mengambil yang bukan jadi milik tuannya,
dia jadi sarana dosa2 seksual,

Bukankah itu artinya kita juga menampar Pencipta kita dengan tangan yang diciptakan-Nya?
Kita melukaiNya dengan tangan yang dibuatNya,

Lihatlah tangan kita sekali lagi,
tangan itulah yang seharusnya tergantung di kayu salib,
bukan tangan Sang Ilahi,
tangan itulah yang seharusnya merasakan pukulan palu godam prajurit Romawi,
bukan tangan Sang Pencipta,
tangan itulah yang seharusnya berlubang paku,
bukan tangan Sang Anak Allah,
tapi tangan itu disingkirkanNya dengan lembut,
digantikan oleh tanganNya sendiri,
tangan Sang Mesias, Yesus Kristus Sang Juruselamat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar