(Terinspirasi
dari renungan “Mahkota Duri” dan renungan Paskah ASM)
Kemarin
persekutuan pemuda YCC temanya “Mahkota Duri”, ayatnya diambil dari Yohanes
19:1-5. Ayat ke-3 Alkitab TB berbunyi seperti ini : dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang
Yahudi!" Lalu mereka menampar
muka-Nya.
Saya
tertegun ketika membaca ayat itu.
Bagaimana
mungkin Sang Pencipta ditampar oleh ciptaan-Nya ?
Bila kita
tilik lebih jauh lagi, tamparan itu tidak hanya sekali dilakukan oleh para
prajurit2 itu. Alkitab versi New English Translation mencatat : and they struck him repeatedly in the face.
Bahkan
tamparan berulang kali itu bukan hanya untuk menyiksa Yesus secara fisik, tapi
lebih bertujuan untuk menghina Yesus. Versi The Message berbunyi : Then they greeted him with slaps in the face.
Prajurit2
itu memberi salam, menyambut Yesus yang mereka olok2 sebagai Raja berjubah ungu
dan bermahkota duri dengan tamparan berulang kali.
Lalu mereka
menampar muka-Nya.
Prajurit2
itu menampar Yesus dengan tangan mereka. Tangan mereka... Siapa yang menciptakan tangan yang menampar
itu ? Allah. Dan Yesus, Pribadi dari
Allah Tritunggal ditampar oleh tangan yang diciptakan-Nya.
Seperti
anak2 SM tadi yang disuruh mengamati tangan mereka, saya pun melakukannya, saya
merenungkan tangan saya.
Tangan ini
dibentuk Allah secara luar biasa,
Allah
sendiri yang merajut setiap sel syaraf dan pembuluh darah didalamnya,
Dia memahat
setiap jarinya, tiap jari berbeda bentuknya,
Dia mengukir
tangan ini dengan bulatan2 yang sangat istimewa,
Tidak pernah
ada yang sama,
Allah yang
membuat tangan ini berguna,
Dia
memberikan berbagai fungsi baginya,
Menggenggam,
melepas, menyentuh, meraba,
Tangan ini
begitu sempurna Ia bentuk, Ia perhatikan dan perhitungkan setiap detilnya,
Allah yang
menciptakan tangan ini.
Tangan saya
dan tanganmu.
Tangan ini punya
banyak peran,
dia beradu
ketika memuji di gereja,
dia terlipat
ketika berdoa,
dia
terangkat ketika menyembah dan menerima doa berkat,
dia menepuk
memberi kekuatan orang yang lemah,
dia
menghapus air mata,
dia menjabat
erat memberi salam,
Namun,
Lihatlah
tangan kita sekali lagi,
tangan kita
tidak lebih suci dibanding tangan prajurit2 yang menampar Yesus,
dia teracung
menyalahkan,
dia terkepal
menghantam orang,
dia
mengambil yang bukan jadi milik tuannya,
dia jadi
sarana dosa2 seksual,
Bukankah itu
artinya kita juga menampar Pencipta kita dengan tangan yang diciptakan-Nya?
Kita
melukaiNya dengan tangan yang dibuatNya,
Lihatlah
tangan kita sekali lagi,
tangan
itulah yang seharusnya tergantung di kayu salib,
bukan tangan
Sang Ilahi,
tangan
itulah yang seharusnya merasakan pukulan palu godam prajurit Romawi,
bukan tangan
Sang Pencipta,
tangan
itulah yang seharusnya berlubang paku,
bukan tangan
Sang Anak Allah,
tapi tangan
itu disingkirkanNya dengan lembut,
digantikan
oleh tanganNya sendiri,
tangan Sang
Mesias, Yesus Kristus Sang Juruselamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar