Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Khotbah kemaren bertema “Mengenal
Allah dengan benar” oleh Ev. Benita F. Suprapto, ayat Alkitab yang jadi
pembahasan adalah dari Efesus 1:15-23. Di bagian akhir sebagai penutup khotbah,
Ev. Benita menyampaikan beberapa hal yang bisa jadi aplikasi khotbah hari itu, salah
satunya adalah terus mengusahakan pertumbuhan rohani melalui hubungan pribadi
dengan Tuhan (HPDT). Salah satu kalimat yang menyentil saya kira-kira bunyinya
begini “Tidak bisa bersaat teduh itu bukan masalah manajemen waktu yang buruk,
tetapi masalahnya adalah pada lapar atau tidaknya seseorang akan kebenaran
Firman Tuhan. Nah, bagaimana seseorang bisa lapar akan kebenaran ? Pertama dia
harus membuat dirinya lapar, yaitu dengan menghindari-tidak memakan-bahkan
membuang segala hal yang membuat dia kenyang.”
Saya mengilustrasikan seperti ini :
Seorang anak sudah dipesan oleh
ibunya untuk tidak banyak jajan di sekolah, karena dia cuma bersekolah sampai
siang dan setelah pulang di rumah selalu sudah disediakan makanan yang sehat.
Anak itu mengerti dan berjanji pada ibunya kalo nanti dia tidak akan banyak
jajan di sekolah. Tetapi setelah sampai di sekolah, dia dihadapkan pada banyak
sekali jajanan yang enak-enak, beraneka ragam, menggiurkan, nikmat sekali bagi
seorang anak.
Anak itu mulai tergoda, tapi dia
masih ingat pesan ibunya dan janjinya tadi pagi. Sejenak anak itu bisa menahan
diri. Tapi kemudian dia berpikir, “Ah aku mau jajan A aja, cuma sedikit, nggak
akan membuat kenyang.” Setelah jajanan A ia makan habis, dia kepengen lagi
dengan jajanan yang dibawa sekelompok teman2nya, dia berpikir lagi, “Aku juga
mau jajan B yang dibawa temen-temen itu, cuma sedikit juga, nanti pasti masih
bisa makan di rumah.” Demikian terus dilakukan anak itu sampai dia merasa
kenyang. Sedikit-sedikit tp beraneka jajanan, akhirnya dia kenyang. Sesampainya
di rumah, anak itu tidak ada nafsu makan lagi, sudah sangat kenyang, dia tidak
sanggup makan makanan sehat yang sudah disediakan ibunya di rumah.
Demikian juga dengan kita sebagai
orang percaya, kita tau bahwa Allah sudah menyediakan “makanan” yang sehat bagi
kita, yaitu Firman-Nya sendiri. Dan
mungkin saja kita pernah berkomitmen untuk dengan setia “memakan” apa yang
sudah disediakan Allah itu. Namun, ketika “kembali ke dunia sehari-hari”, kita
sering lupa akan janji itu (masih bagus kalo inget :p), kita terpikat oleh
“jajanan” di dunia sehingga merasa kenyang dan tidak lagi lapar, tidak
bergairah untuk “memakan” apa yang disediakan Allah.
Nah, apa saja “jajanan”
yang bisa membuat kita kenyang ? Saya mencatat setidaknya ada 4 hal yang
membuat orang percaya menjadi “kenyang”, dan ironisnya dari 4 hal ini beberapa adalah hal-hal yang terlihat baik.
1.
1. Media Publik
Dalam hidup keseharian, kita tidak pernah
lepas dari yang namanya media, entah itu TV, koran, radio, internet, dll.
Berbagai berita dari yang politik sampai gosip para artis bisa kita dapat dari
media2 itu. Segala pesan, nilai2, prinsip2, yang diberitakan oleh media itu,
secara langsung atau tidak langsung, dan disadari atau tidak disadari,
tertampung dalam pikiran dan hati kita sehingga membuat kita kenyang.
2.
2. Acara-acara hiburan
Acara-acara hiburan di sini maksud saya
meliputi sinetron, film (sekuler maupun rohani), dsb. Sinetron2 sekarang hampir
semuanya menyampaikan nilai2 yang buruk, materialisme, egoisme, iri hati,
keserakahan, dll. Kalo film sih memang tidak semuanya buruk, ada film2 yang
bermutu, tapi kalo terlalu banyak menikmati film2 (yg bermutu sekalipun) juga
akan membuat kenyang, malas untuk mengkonsumsi “makanan” sehat yang disediakan
Allah, karena terlalu banyak dihibur
oleh tontonan2. Semua itu sekali lagi disadari atau tidak, seringkali
membuat kita kenyang dan tidak lapar lagi akan makanan rohani.
3. 3. Bacaan (dari yang sekuler sampai bacaan rohani)
Membaca itu hobi yang baik, berguna, karena
buku adalah jendela dunia. Tetapi kalo terlalu banyak membaca, juga bisa
membuat kita kenyang. Kalo bacaan sekuler siy tidak perlu ditanya lagi,
nilai-nilai yang tersurat maupun tersirat pastilah nilai-nilai dunia. Kalo
bacaan rohani ? Terlalu banyak membaca bacaan rohani juga bisa membuat kita
menjadi kenyang, tidak lagi lapar akan kebenaran Firman Tuhan karena sudah
terlanjur enjoy dan terbiasa menikmati “apa yg dikeluarkan dari mulut orang”.
Why ? karena apa yg ditulis di buku2 rohani itu sudah dicerna orang lain dan
kita tinggal menikmati hasil pencernaan itu, tanpa harus mengunyah sendiri :D
Eiits, bukan berati di sini saya melarang untuk membaca buku rohani lho..karena
saya sendiri pun hobi. Hanya saja kita perlu bijak, sehingga porsi membaca
buku2 rohani tidak melebihi porsi kita membaca Alkitab.
4.
4. Pergaulan
Bergaul juga tidak salah, justru sebagai
orang percaya kita harus membuka diri untuk pergaulan supaya bisa memberitakan
Injil dalam pergaulan. Namun, ketika kita terlalu banyak bergaul dengan
orang-orang yang tidak membangun secara rohani, kiat juga bisa kenyang dengan
segala nilai yang terserap dari pergaulan itu. Coba pikirkan dalam sehari
berapa lama kita melewatkan waktu kita bersama dengan “orang2 dunia”, entah itu
teman sekolah, kuliah, kerja, dll. Kalo kita tidak berhikmat di dalamnya, lama-kelamaan
kita bisa miriiiip dengan teman2 kita itu (mirip apanya ? gaya hidupnya,
nilai2nya, prinsip2 hidup, dll). Pergaulan juga bisa membuat kita kenyang kalo
kita banyak melewatkan waktu dengan teman2 yang tidak membangun dalam hidup
keseharian. Sehingga kita tidak lagi lapar akan kebenaran yang sudah Allah
sediakan.
Kembali ke ayat yang saya tulis di atas,
Matius 5:6
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan”, versi The Message berbunyi "You're
blessed when you've worked up a good appetite for God. He's food and drink in
the best meal you'll ever eat.”
Yap, “makanan” yang Allah sediakan
memang yang tebaik buat kita. Segala “jajanan” di luar itu memang bias mengenyangkan,
tapi tidak memuaskan. Yang bisa memuaskan kita sebagai orang percaya hanyalah
relasi dengan Allah saja, yaitu salah satunya melalui FirmanNya yang dinyatakan
dalam Alkitab.
So, mari jalani hidup dengan membuat
diri kita menjadi lapar, jangan banyak jajan di luaran,:p dan datanglah kepada
Dia untuk dipuaskanNya.
Mari menikmati
relasi yang untuknya Kristus harus mengorbankan diriNya sendiri :)
GBU !
Happy writing (again) :D
Iya Rachel, minggu kmaren juga pas sate aku juga diingatin masalah lapar dan haus ini. aku diingatin RK minta hati yang lapar dan haus supaya Allah bisa memuaskanku. sampe berkali-kali bilang: Tuhan, brikanku hati yang lapar dan haus akan Engkau. Nyanyi lagu Sperti Rusa yang Haus dan juga buat ingatin jiwaku supaya terus haus hanya akan DIA. Supaya Allah bisa memuaskanku.
BalasHapusYap Mega... :) thx for sharing. GBU sist!
BalasHapus