Minggu, 22 Agustus 2010

ABUSING DATING RELATIONSHIP

Benarkah cemburu itu tanda cinta ?
Apakah teman wanita kita sering menangis dan sangat sedih dalam hubungannya dengan kekasihnya ?
Apakah kekasih teman wanita kita menyatakan cintanya di awal hubungan mereka ?
Apakah mereka berbicara lewat telepon beberapa kali sehari ?
Apakah teman wanita kita menjadi penuh rahasia sejak ia menjalin hubungan dengan kekasihnya ?
Apakah teman wanita kita begitu menderita kapanpun ia berpisah dengan kekasihnya ?


WASPADA ! Bisa jadi teman wanita kita itu menjadi salah satu korban Abusing Dating Relationship .

Abusing Dating Relationship atau kekerasan dalam pacaran didefinisikan sebagai penggunaan dengan sengaja taktik kekerasan dan tekanan fisik untuk mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan dan kontrol terhadap pasangannya.

Ada 3 kata kunci dalam definisi di atas : dengan sengaja, kekuasaan dan kontrol.
Dengan sengaja--> dilakukan secara sadar
Kekuasaan dan kontrol --> termasuk kontrol secara samar-samar untuk membuat pasangannya tetap bersamanya.




Tingkatan dalam kekerasan

a. Kekerasan Verbal dan Emosional
Mitos yang paling umum adalah bahwa seseorang belum dikatakan mengalami kekerasan jika tidak ada memar, mata biru, atau tanda2 fisik lainnya. Kenyataannya, statistik menunjukkan bahwa sebelum kekerasan fisik, selalu ada sejarah kekerasan verbal dan emosional.
Tanda-tanda kekerasan verbal dan emosional : sang pria selalu mengecek keberadaan pasangan lewat HP ; sang pria memonopoli waktu pasangannya ; sang pria ”mengisolasi” pasangannya dari keluarga dan teman2 ; sang pria terlalu cepat dalam menyatakan cinta ; rasa cemburu ; posesif dan kontrol.
b. Kekerasan seksual
Tanda-tanda kekerasan seksual : perkosaan di bawah umur ; sentuhan yang tidak diinginkan ; ciuman yang tidak diinginkan.

c. Kekerasan fisik
Tanda-tanda kekerasan fisik : sang pria memukul, menampar, menekan, mendorong ; sang pria berlaku kasar (walaupun sering secara tidak langsung atau dengan alasan hanya bermain untuk mempererat hubungan) ; menahan (merangkul dengan mencengkeram).



Sumber : But I love him (Dr. Jill Murray)


Secara khusus saya pribadi ingin berfokus untuk membahas mengenai kekerasan verbal dan emosional karena kekerasan seperti itulah yang seringkali dialami namun tidak disadari. Seperti yang telah disebutkan di atas mengenai tanda-tanda kekerasan verbal dan emosional, yaitu : sang pria selalu mengecek keberadaan pasangan, memonopoli waktu, cemburu dan posesif, dsb.

Saya rasa cukup biasa bahwa dalam hubungan berpacaran seringkali sang pria menelepon atau selalu mengirim sms kepada pacarnya sekedar untuk menanyakan keberadaan dan kegiatan yang sedang dilakukan, namun menjadi hal yang tidak biasa apabila sang pria mulai membatasi siapa yang boleh menelepon dan mengirim sms kepada pacarnya. Bahkan sang pria menjadi marah apabila dalam waktu beberapa menit pacarnya tidak segera menjawab atau membalas pesannya. Pernahkan anda menemui kejadian semacam ini ?

Hal yang kedua yang juga seringkali tidak disadari adalah bahwa sang pria memonopoli waktu pacarnya. Betapa romantisnya kalau seorang pria mengatakan bahwa sepanjang waktu ia ingin berada bersama pacarnya. Namun bukankah di dalamnya tersirat maksud bahwa sang pria “mengekang” pacarnya dan membatasi waktu pacarnya untuk beraktivitas dengan teman-temannya ?

Benarkah cemburu itu tanda cinta ? Saya rasa dalam batas kewajaran cemburu bisa diartikan tanda cinta, karena keinginan mendasar dari rasa cinta adalah ingin memiliki. Namun yang perlu diwaspadai adalah bahwa sang pria mulai membatasi dengan siapa pacarnya bergaul, hanya memperbolehkan pacarnya berbincang dengan teman wanita saja, dan menatap dengan tatapan mengancam untuk menguasai pacarnya.

Hal lain yang sering menjadi taktik ampuh kekerasan verbal dan emosional adalah sang pria menyatakan cinta terlalu cepat, bahkan di awal perkenalan mereka. Wanita, diciptakan dengan kebutuhan bahwa ia merasa disanjung dan dihargai bila dicintai dan “dikejar” oleh pria. Pernyataan cinta yang terlalu cepat oleh pria membuat sang wanita hanyut dalam keromantisan belaka tanpa menyadari bahwa ia sedang ”diikat”.

Tulisan ini saya buat bukan untuk menyudutkan kaum pria, tetapi hanya untuk membukakan mata kita mengenai Abusing Dating Relationship. Jangan sampai kita menjadi pelaku atau salah satu korbannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar