Kamis, 26 Agustus 2010

MENJADI SAKSI KRISTUS, MUNGKINKAH ?

Hati saya tergetar ketika saya membaca kisah-kisah tentang martir. Dalam sejarah kekristenan dunia, kita mengenal banyak sekali pengikut Kristus yang mati karena disiksa dan dianiaya. Orang-orang yang mati karena membela Kristus dan mempertahankan imannya dikenal sebagai martir. Sebagai contoh : Matius mati sebagai martir disembelih di Ethiopia, Yohanes direbus dan digoreng di atas sebuah panci panas tapi selamat dan dibuang ke Pulau Patmos, Bartolomeus mati sebagai martir dikuliti hidup-hidup, dan Andreas mati sebagai martir dengan disalib berbentuk X. Tidak ada yang mati dengan enak dan layak. Harus ada pengorbanan dalam menyatakan kasih kepada Kristus. Seperti disebutkan dalam Matius 16 :24 bahwa setiap orang yang mengikut Kristus harus mau menyangkal dirinya (Self-denial), memikul salib (Complete-dedication) dan mengikut Kristus (Willing-obedience).

Mungkin dalam hidup kekristenan kita selama ini, kita belum pernah dihadapkan secara langsung dengan pertanyaan “ Apakah engkau pengikut Kristus ?” Namun suatu saat, siap atau tidak, mau atau tidak mau, kita pasti akan dihadapkan dengan pertanyan seperti itu. Lalu, apa jawab kita? Siapkah kita menjawab “Ya, aku pengikut Kristus.” Atau kita malah akan menyangkal Tuhan kita? Siapkah kita untuk menjadi martir ?

Menjadi martir, suatu hal yang jauh sekali dan bahkan tidak pernah terbayang dalam benak kita selama ini. Ya, mungkin karena saat ini negara kita, kota kita, teman-teman kita, keluarga kita masih bisa menerima keberadaan kita sebagai orang Kristen. Namun, siapa dapat mengelak bahwa suatu saat nanti mereka akan memusuhi dan membenci kita sebagai pengikut Kristus. Mengapa? Karena dunia membenci Kristus, dan juga pengikutNYA.

Selama Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menyatakan iman kita di tengah dunia ini, jadilah saksiNYA. Jadilah saksiNYA dalam hidup keseharian kita. Jadilah radikal untuk Kristus. Buatlah agar orang lain melihat hidup kita berbeda dari mereka. Hidup yang penuh kasih, pengampunan, tegas terhadap dosa, hidup yang berkualitas di setiap bidang yang Tuhan percayakan. Tidak lagi merasa nyaman dalam zona “abu-abu” meskipun ada harga yang harus dibayar untuk itu. Menjadi berkualitas di setiap bidang kita, di sekolah, kampus, pekerjaan dan pelayanan. Jangan sampai orang lain memandang rendah Pencipta kita karena mereka melihat betapa buruknya hasil studi dan kerja kita.

Saya begitu menyadari bahwa saya sendiri pun masih sering jatuh dalam dosa dan seringkali lupa untuk menjadi saksi Kristus, namun saya percaya apabila kita mau dipakai olehNYA, Tuhan pasti akan memberi kekuatan dalam menjalaninya. Meski sebagai manusia kita sering merasa kalah dengan godaan dunia untuk meninggalkan iman, tetapi bertahanlah dan mohon pertolongan dari Tuhan sendiri untuk memampukan kita menjadi saksiNYA. Ejekan, pandangan negatif, penolakan, permusuhan dari dunia kita jadikan sebagai latihan ujian iman sehingga kelak apabila kita dihadapkan dengan pertanyaan “Apakah engkau pengikut Kristus ?”, kita akan lebih siap dan dapat dengan lantang menjawab ““Ya, aku pengikut Kristus.”



Tuhan, Joan tau ketika Joan menulis ini, apa yang Joan tulis tidak hanya berlaku bagi yang membacanya tetapi juga berlaku bagi Joan sendiri. Joan tau hidup kekristenan tidak semakin mudah, namun Joan percaya Engkau tidak akan pernah sedetikpun meninggalkan anak-anakMU. Karena Engkau adalah Allah yang setia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar